Find, do, and show your life

Banner 468 x 60

Loading...

Mukjizat Percaya Diri untuk Tolak KKN





Dua kata diatas seakan menjadi obat mujarab bagi para looser atau minimal menjadi penggugah bagi yang terpuruk. Bagaimana tidak, kata percaya yang mengandung makna kekuatan, keteguhan, dan ketegaran perasaan atas sesuatu membuatnya begitu berpengaruh bagi psikologi seseorang. Sedangkan kata kedua, diri, menunjukkan kemandirian self (diri sendiri), kesendirian berlabelkan “berdikari” –berdiri diatas kaki sendiri–. Membuat kedua kata tersebut, PD, kuat –dengan sekuat-kuatnya– membangkitkan yang mati dan memapah yang terjatuh.
Saat seseorang merasa PD, apapun yang telah dan sedang dihadapinya akan menjadi mudah, kecil bak mikroba di dalam cawan petri yang tengah dimusnahkan menggunakan sinar ultraviolet. Keyakinan-keyakinan yang sebelumnya diragukan akan mulai terhimpun dalam jiwa. Semangat-semangat yang sebelumnya hilang akan mulai terkumpul lagi membentuk kekuatan baja –bahkan baja terlalu lemah untuk menganalogikannya– super kuat.
Hal ini jadi begitu penting bagi orang-orang yang membutuhkan (baca: “looser”). Sempat disinggung oleh Norman Vincent Peale (Seorang motivator berkebangsaan Amerika) dalam buku “The Power of Plus factor” yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, “Dengan PD, seseorang dapat mengaktifkan kekuatan faktor lus. Dan dengan itulah ia akan mampu berbuat lebih. Melebihi apapun (sebelumnya)…”. Tak hanya sekedar teori, ia memberikan beberapa contoh riil tentang beberapa kasus. Mulai kasus kebakaran yang dialami seorang perempuan Arshonpobia (takut api) dan kisah sorang polisi yang “memperbaiki” hidupnya pasca lumpuh.[1]
Implementasi
Mendekati area realitas dewasa ini, rasanya PD menjadi amat penting bagi keterpurukan bangsa kita ini. Entah krisis apapun yang tengah kita hadapi, bangsa butuh semangat baru. Untuk bangkit menatap masa depan yang tentunya lebih cerah. Bukan seperti sekarang ini, yang sakit-sakitan. Terkapar. Salah satu “jamu” mujarab yang sanggup membantu penyembuhannya adalah “PD” tadi. Tak memilih lagi. Entah dari tingkatan terbawah sampai teratas, rasanya perlu memupuk jiwa PD dalam jiwa. Berbagai bidangpun jadi area yang secara niscaya harus dijamah oleh PD.
Mulai pejabatnya –si empu politik–, harus PD untuk bertindak jujur. Galakkan ANTI KORUPSI. Kemudian dari masyarakat –penguasa social–, juga dengan serentak mengatakan, ANTI KOLUSI. Entah adzab apa ini, berdasarkan survey “tertutup” oleh intelejen badan tindak KKN, lebih dari 70% kasus antara rakyat (jelata) dan pejabat pemerintahan berakhir di buaian mas kolusi. Mulai dari kasus persengketaan tanah, penggelapan uang, sampai pelegalan tempat hiburan. KUHP (Karena Uang Habis Perkara) benar-benar membumi selama ini. Yang ketiga, realisasikan pula ANTI NEPOTISME, yang banyak terjadi di kalangan pengusaha. Para penguasa ekonomi dengan bermilyar-milyar “halusinasi”. Dengan entengnya berkata, “itu win win solution”. Sangat penting kiranya mengendalikan sector yang satu ini.
Kemudian, yang terakhir, lapisan pelajar, sebagai salah satu –sangat– sentral  juga, harus mampu secara PD menolak ketiganya. Bukan tanpa cara. Banyak cara yang dapat dilakukannya. Memanamkan dalam diri masing-masing tentang pengertian dan pendidikan anti-KKN. Memahami segala bentuk bahasa dan bahaya KKN. Menjadi garda depan dalam menepis dan mengantisipasi praktek KKN di area lembaga pendidikan juga menjadi amat penting.  
Masalah
Tentu. Dalam memprakekkan tujuan ini tidaklah mudah. Banyak halangan atau lebih tepatnya “godaan” yang datang. Namn kembali pada inti tulisan tadi, PD datang sebagai alat pembasmi godaat-godaaan tersebut. Memang KKN adalah kondisi terpuruk –sekali–. Entah apa yang menjadi halangan bagi kita semua untuk mengenyahkannya dan menghilangkannya, namun yang jelas, seperti dilansir dalam buku, “Koruptor itu Kafir”, bahwa korupsi bukan hanya kejahatan (keterpurukan) biasa, namun sudah termasuk extraordinary. Menjadi sangat tragis memang. Dari situ, kita butuh “mukjizat” PD. ….
Katakan TIDAK untuk KORUPSI, KOLUSI, dan NEPOTISME.





[1] Lebih lengkapnya, baca Norman Vincent Peale, “Kekuatan faktor Plus”

2 Response to "Mukjizat Percaya Diri untuk Tolak KKN"

Appreciatee your blog post

Balas

Thankks for this blog post

Balas
  • Berkomentarlah dengan sopan dan bijak sesuai dengan isi konten.
  • Komentar yang tidak diperlukan oleh pembaca lain [spam] akan segera dihapus.
  • Apabila artikel yang berjudul "Mukjizat Percaya Diri untuk Tolak KKN" ini bermanfaat, share ke jejaring sosial.
Konversi Kode