Find, do, and show your life

Banner 468 x 60

Loading...

Kenyataan dalam Belajar : Efektif??


Rumus Belajar Efektif[1]

oleh: Ahmad Muzaqqi

Kata “belajar”, hampir semua orang mengenalnya, terlebih kaum intelektual semacam mahasiswa. Hal ini memang merupakan salah satu hal penting dalam proses pencarian ilmu, bahkan sering disebut sebagai inti dari proses itu sendiri. Banyak slogan yang menggunakannya sebagai penyemangat bagi para pencari ilmu, semisal slogan “Belajar, Belajar, dan Belajar” yang kerap keluar dari mulut-mulut “Sang pendidik”.
Ya, inilah kenyataan yang sering terjadi di sekitar kita. Namun,  secara tidak sadar banyak dari kita yang sering melupakan tentang praktek -yang memang menjadi poin dalam segala hal- riil dari belajar itu sendiri, bahkan tak menyadari kesalahan-kesalahan yang terjadi di dalamnya. Dari sini, efek yang diakibatkan pun menjadi sangat  fatal, mulai dari “hampir” stres, sampai kerusakan jaringan ingatan otak (baca: ingatan jangka pendek). Lebih banyak waktu dan bahab bukan menjadi solusi, lalu apakah yang kita butuhkan?
Hanya konsentrasi. Mungkin terdengar terlalu aneh, namun seperti apa yang tertuliskan dalam buku berjudul Meningkatkan 200 kali Lipat Kekuatan Otak tentang teori konsentrasi. Konsentrasi menjadi hal pertama dan utama dalam mencapai sebuah pengetahuan. Bayangkan saja, jika seseorang yang sedang menghafal, atau membaca buku selama berjam-jam, tanpa mempedulikan dan berusaha meningkatkan konsentrasinya, maka hanya kebingungan, kegagalan, dan distorsi perasaan yang didapat. Bahkan tak jarang orang tersebut marah dan menunjukkannya dengan memaki-maki si materi atau sang pengajar dengan lantangnya. Bukan itu yang dicari, bukan?
Dari sini, sebuah masalah pun mengeruak tentang ihwal yang dapat mendatangkan keadaan berkonsentrasi  yang baik. Dan jawabannya tentu beragam, mulai dari penataan kembali konsep belajar sampai penyesuaian mood, keadaan sekitar, dan stamina tubuh.
Namun tak sejauh itu, hanya dengan menaja kembali inti konsentrasi, hampir semua orang dapat melakukannya dengan baik. Konsentrasi berpusat pada kegiatan penyatuan dan pem-fokus-an pikiran, tekad, mood, dan keinginan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam salah satu kutipan, konsentrasi sering disandarkan dengan proses pengosongan batin. Salah satu cara yang hampir selalu disisipkan dalam teori konsentrasi adalah menenangkan pikiran dengan memejamkan mata, lalu mengimajinasikan sesuatu -entah tempat atau seseorang- yang dapat mendatangkan suasana santai, dan kemudian mencoba memperjelas tujuannya -ingin dicapai dalam berkonsentrasi-.
Namun, pada dasarnya konsentrasi dapat diwujudkan dengan berbagai cara, dan itu harus disesuaikan dengan pribadi masing-masing. Meskipun teralu sulit, tapi itulah kenyataannya.





[1] Artikel ini pernah dimuat dalam Buletin Elmanhaj, LPM IDEA iAIN Walisongo Semarang, Edisi Mei 2012

0 Response to "Kenyataan dalam Belajar : Efektif??"

  • Berkomentarlah dengan sopan dan bijak sesuai dengan isi konten.
  • Komentar yang tidak diperlukan oleh pembaca lain [spam] akan segera dihapus.
  • Apabila artikel yang berjudul "Kenyataan dalam Belajar : Efektif??" ini bermanfaat, share ke jejaring sosial.
Konversi Kode